BERITA
- By
- 06 Dec 2021
- 1082
ERUPSI SEMERU
Diberitakan sebelumnya, Gunung
Semeru mengalami erupsi pada Sabtu (5/12/2021).
Data terakhir yang disampaikan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), erupsi Gunung
Semeru menyebabkan 13 orang
meninggal dunia.
Sementara itu, berdasarkan data
dari Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, terdapat 62.084 terkena
dampak dari erupsi merapi.
Dikutip dari KompasTV, merujuk
data tersebut, jumlah pengungsi mencapai 902 orang dengan rincian 305 orang
mengungsi di beberapa fasilitas pendidikan dan balai desa di Kecamatan
Pronojiwo.
Presiden Joko Widodo
memerintahkan jajarannya untuk melakukan tindakan cepat dalam menangani dampak
erupsi Gunung Semeru.
"Presiden telah memerintah
untuk segera melakukan tindakan secepat mungkin, melakukan langkah tanggap
darurat, mencari, dan menemukan korban, memberikan perawatan kepada korban
luka-luka dan melakukan penanganan dampak bencana," kata Pratikno, dalam
keterangan persnya, Minggu (05/12).
Pratikno menambahkan, presiden
juga memerintahkan agar pelayanan kesehatan, logistik kebutuhan dasar bagi
pengungsi, dan perbaikan infrastruktur dapat diselesaikan dalam waktu yang
singkat.
Warga Lumajang, korban erupsi
Semeru, mengungkapkan rasa trauma dan enggan kembali ke rumah akibat erupsi
Semeru.
Ngatemi, warga Dusun Supit Urang,
Desa Sumbersari, mengatakan takut terjadi erupsi susulan yang lebih besar.
"Semua hewan ternak masih
disana, tolong dibantu rumahnya, anak masih kecil, suami juga jauh, tolong
dibantu," kata Ngatemi kepada wartawan Sugiarto yang melaporkan kepada BBC
News Indonesia di Lumajang, Minggu (15/12).
Warga Lumajang, korban erupsi
Semeru, mengungkapkan rasa trauma dan enggan kembali ke rumah akibat erupsi
Semeru.
Ngatemi, warga Dusun Supit Urang,
Desa Sumbersari, mengatakan takut terjadi erupsi susulan yang lebih besar.
"Semua hewan ternak masih
disana, tolong dibantu rumahnya, anak masih kecil, suami juga jauh, tolong
dibantu," kata Ngatemi kepada wartawan Sugiarto yang melaporkan kepada BBC
News Indonesia di Lumajang, Minggu (15/12).
Lalu, sebanyak 409 orang di lima
titik balai desa di Kecamatan Candipuro.
Sementara, 188 orang mengungsi di
empat titik yang terdiri dari rumah ibadah dan balai desa di Kecamatan
Pasirian.
Ngatemi dan lima anggota
keluarganya menyelamatkan diri menuju lokasi pengungsian.
"Rumah tidak bisa ditempati,
semua habis tidak ada tersisa. Tolong pemerintah, tolong cepat, kasihan
anak-anak masih kecil, ini sudah yang kedua kali. Kami buth air bersih,
sembako," katanya.
Senada, korban lainnya dari Desa
Oro-oro Ombo, Siti Mudmainan tidak akan kembali ke rumah sementara waktu hingga
status Gunung Semeru kembali stabil.
"Trauma, kita waspada ada
susulan, sementara bertahan dulu cari aman, lihat situasi," kata Siti.
Di pengungsian, Siti,
anak-anaknya, dan penyintas lain berharap bantuan dari pemerintah.
"Kami butuh makanan, alat
tidur, pakaian dan minuman untuk anak anak, tadi malam hanya makan mie instan
satu mangkuk, tadi ada makanan ringan, dari Ibu Mensos," kata Siti.
Para saksi mata menggambarkan
desa-desa penuh dengan abu dan suasana gelap karena asap tebal menutupi langit.
Wakil Bupati Lumajang Indah
Amperawati dalam jumpa pers bersama BNPB, Sabtu (04/12) mengatakan, evakuasi
belum dilakukan karena terkendala tebalnya lumpur di sekitar lokasi warga yang
ditemukan meninggal dunia. Ia mengatakan belum diketahui penyebab meninggalnya
warga.
Dalam jumpa pers itu, Indah
meminta kepada BNPB, "apabila cuaca memungkinkan, ada helikopter yang bisa
memantau rakyat kami yang terjebak karena kami kesulitan betul."